Jumat, 03 April 2009

Artikel

MANUSIA & CINTA KASIH
Dalam perjalanan hidup manusia, tidak akan pernah lepas dari yang namanya cinta. Cinta akan selalu ada dalam suatu dimensi yang namanya manusia. Manusia dicipta dengan penuh cinta, dan tanpa cinta manusia tak akan lahir. Manusia diciptakan di jagad bumi mengembangan cinta dari tuhan sebagai khalifah di muka bumi. Yang menjadi pertanyaan besar sekarang ini adalah pemaknaan akan cinta dalam realitas hidup ini. Apakah cinta dimaknai sebagai sesuatu yang fitrah yang mesti dijaga ataukah suatu wujud rasa yang mesti diagungkan.
Ketika memberikan sebuah defenisi akan cinta, akan lahir beberapa defenisi yang tentu saja akan berbeda dari segi substansi atau hakikat cinta itu. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang berbeda pula. Semakin tinggi tingkat pemahaman terhadap suatu norma atau prilaku, akan semakin kompleks penjabaran defenisi itu.
Pemberian pemaknaan akan cinta akan senasib dengan pemberian defenisi tadi. Defenisi yang akan mengantarkan pada suatu substansi kadang dikaburkan oleh ego bahkan nafsu seseorang. Pemaknaan yang salah sebagai sebuah aktualisasi dari cinta seperti pacaran akan mengantarkan pada suatu upaya untuk mendeskreditkan cinta yang luhur sebagai fitrah kemanusiaan. Disamping itu, pemaknaan akan cinta dengan rasa suka harus berani dibedakan. Cinta adalah fitrah yang sifatnya abstrak sehingga perwujudannya berada dalam area metafisik (inmaterial). Sedangkan rasa suka, adalah wujud rasa ketertarikan kepada hal yang bersifat materi.
Pada tulisan ini, penulis coba hadirkan pendefenisian akan cinta dan arah cinta yang sebenarnya. Penulis memberanikan diri memberikan paradigma baru atau sedikit lain dari paradigma ortodok yang selama ini mencecoki ruang nalar manusia dengan sudut pandang ideologis (perspektif islam). Karya ini merupakan hasil konklusi dari berbagai literature dan buku-buku yang mengkonstruk tulisan ini.
Pengertian Cinta Kasih
Pendefenisian dalam perspektif terminology (bahasa), cinta kasih dapat diuaraikan Cinta kasih adalah kata majemuk yang telah merupakan ungkapan tetap yang berupa paduan antara kata sifat yang terdiri dari kata “cinta” dan “kasih”. Cinta akan diartikan sebagai rasa rindu, ingin, sangat suka, sangat saying, sangat kasih dan tertarik hatinya. Sedangkan kasih diartikan sebagai perasaan saying, cinta, atau suka kepada.
Dari kata cinta kasih ini, lahir pula beberapa padanan kata yang hampir semakna. Sebut misalnya, “kasih sayang”, “belas kasihan”, “kemesraan” dan “pemujaan”. Cinta kasih merupakan inti dari keberadaan manusia ( the core of existence ). Dalam konteks lain, cinta kasih mengandung makna yang lain, seperti “jatuh cinta”, “dilamun asmara”, “cinta orang tua kepada anak atau sebaliknya”, “cinta pada alam dan seni”, “cinta kepada negara”, “cinta sesama manusia” dan yang lebih tinggi “cinta kepada Allah Swt.”.
Semua istilah tersebut di atas tidak sama, akan tetapi merupakan variasi-variasi dari sekian banyak istilah. Istilah-istilah ini merupakan padanan yang sangat memiliki arti yang mengarah pada satu pemaknaan yang utuh. Sehingga melahirkan tingkatan-tingkatan cinta. Realitas yang tersaji sekarang dihadapan kita (kondisi internal dan eksternal masing-masing individu) sangat memungkinkan memberikan tingkatan pada cinta itu. Sehingga lahir ‘cinta kasih yang rendah’, ‘cintah kasih yang menengah’, dan ‘cinta kasih yang tinggi dan luhur’.
Tingkatan cinta ini bisa saja lahir karena factor pemahaman atau tingkat intelegensi seseorang atau bahkan tingkat keimanan dan ketakwaan seseorang. Manusia dalam hal ini insan pecinta, tidak selamanya akan berada dalam tingkatan cinta tersebut. Cinta kasih yang rendah yang hanya sekedar menganggap cinta adalah sebuah rasa yang mesti diekspresikan seketika yang tanpa control dan nilai (absurd). Pecinta seperti ini cenderung melakukan aktivitas yang menamakan cinta namun bukan sebenarnya cinta. Tidak diperlukan control dalam penjabarannya bahkan cinta yang dimaksudkan memiliki nilai tapi seyogyanya tidak ada nilai kecuali ego dan nafsu semata yang bermain di dalamnya.
Cinta menengah lahir dikarenakan adanya paradigma bahwa cinta memiliki nilai namun tidak ada control maupun norma yang mengatur aplikasi. Pecinta seperti ini cenderung apatis bahkan boleh dikatakan manusia pragmatis. Nilai dimaknai sekedar pemenuhan hasrat dan rasa. Cinta ini tak bisa lagi dibedakan dengan nafsu. Pecinta ini melahirkan prilaku pacaran, dan sejenisnya. Penilaian akan cinta hanya sekedar sebagai rasa yang mesti diwujudkan. Kalaupun ada control yang bermain, disana hanya berupa rasionalisasi (hasil pemikiran) yang mengedapankan ego (egosentris ; tak semestinya juga ego diabaikan). Norma yang dianggap sebagai control hanya norma masyarakat. Selama tidak ada yang diganggu dan dirugikan, dan tak melewati batas kemanusiaan akan tetap dijalaninya.
Penggambaran akan aktualisasi cinta seperti di atas sudah sangat jauh dari fungsi dan peran manusia sebagai abdi sekaligus khalifah di muka bumi. Cinta rendah tak ubahnya seperti binatang (tidak adanya peran akal yang bermain dalam tataran prilaku), sedangkan pecinta tipe kedua memeliki pribadi ganda (split personality). Lalu bagaimana aktualisasi cinta yang sebenarnya yang luhur dan memiliki derajat yang tinggi? Kita akan uraikan pada penjabaran selanjutnya.
Dalam perspektif peradaban Yunani, cinta dibagi dalam tiga jenis. Ketiga jenis itu adalah;
Cinta Egape, ialah cinta manusia kepada Tuhan yang diwujudkan dengan komunukasi ritual (vertical/horizontal).
Cinta Philia, ialah cinta kepada ayah-ibu (orang tua), keluarga, saudara, sahabat, dan sesama manusia.
Cinta Eros / Amos, ialah cinta antara pria dan wanita (suami dan istri).
Cinta kasih tidak hanya sekedar cinta belaka, akan tetapi cinta kasih itu timbul dari lubuk hati manusia yang sifatnya kekal dan tak akan pernah berubah. Dengan cinta kasih ini, manusia akan selalu berbahagia dan menderita di dalam hidupnya. Cinta sebagai keperluan fundemantal memang tidak mudah diterangkan atau didefenisikan.
Mengacu pada perspektif sekarang, yaitu dalam hubungan cinta kasih yang timbul antara dua jenis manusia yang berbeda kelamin dapat dibedakan dalam empat macam pertumbuhan cinta, yaitu :
Cinta kasih karena kebiasaan
Adalah cinta yang diperoleh berdasarkan tradisi masyarakat yang dibiasakan, seperti menikahkan anak-anak yang sebelumnya tidak saling kenal dan cinta tumbuh karena ikatan sudah ada.
Cinta kasih karena penglihatan
Adalah cinta yang tumbuh karena penglihatan, seperti kata pepatah :
Darimana datangnya linta
Dari sawah turun ke kali
Darimana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati
Manusia sebagai makhluk social mempunyai kodrat terbaik pada suatu obyek yang dipandang indah, cantik, menarik, dan lain-lain.
Cinta kasih karena kepercayaan
Adalah cinta kasih yang lahir dari kepercayaan atau keyakinan. Hubungan untuk memadu cinta kasih biasanya diperlukan waktu yang cukup lama untuk saling menyelidiki karakter, dan saling memupuk cinta kasih.
Cinta kasih karena angan-angan
Adalah cinta yang lahir dari pengaruh angan-angan atau khayal saja, cinta yang penuh fantasi.
Menurut teori, cinta adalah sikap dasar untuk memperhatikan kepuasan dan ketentraman serta perkembangan orang yang kita cintai. Prakteknya, cinta berarti bersedia melepas kesenangan, mengabadikan waktu, bahkan mengorbankan ketentraman kita demi peningkatan kepuasan, ketentraman, dan perkembangan orang lain. Namun, menerangkan anatomi cinta sangat sulit.
Menurut Erich From, cinta merupakan tindakan aktif (bukan pasif). Berdiri di dalam cinta (bukan jatuh di dalamnya), memberi (bukan menerima). Sedang R.M. Rilke, cinta merupakan dorongan luhur bagi seseorang untuk menuju kematangan, untuk menjadi sesuatu dalam dirinya sendiri maupun orang lain. Kita akan coba sajikan beberapa unsur-unsur cinta.
Kasih Sayang
Menurut Mery Lutyens, bahwa kasih saying adalah factual, bukan sentimental yang mengandung emosional yang dapat ditangisi kepergiannya maupun kedatangannya. Memiliki kasih sayang berarti memiliki simpatik, ia bebas dari rasa takut, paksaan dan kewibawaan serta tindakan akal budi pada diri sendiri. Dalam kasih saying, sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut “tanggung jawab”, “pengorbanan”, “kejujuran”, “pengertian”, dan “keterbukaan” sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Kemesraan
Menurut Suryadi, bahwa kemesraan berasal dari kata “mesra” yang artinya simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab antara setiap individu.
Belas Kasih
Belas kasih adalah hati yang iba dan rasa saying atau cinta kepada sesuatu atau seseorang. Arti lain yakni mengucapkan syukur, maksudnya merupakan pemberian itu menyentuh rasa kebutuhan seseorang yang diberi. Dalam menumpahkan belas kasihan, benar-benar harus keluar dari hati yang ikhlas, tidak terkandung unsure pamrih. Maksudnya, yang berbelas kasihan dapat merasakan penderitaan orang yang dibelas kasihi. Karena kita sekarang berada pada kemanusiaan dan kesadaran hokum yang menjadi nilai universal, maka setiap permasalahan harus didekati secara professional.
Pemujaan dan Pemujian
Pemujaan merupakan bentuk penghormatan seseorang kepada sesuatu yang tentu akan melahirkan pujian sebagai bentuk apresiasi bahkan boleh dikatakan sebagai bagian dari penghormatan itu sendiri. Di dalamnya, ada makna ketakjuban dan penghargaan atas segala kebaikan dan kelebihan.
Memanifestikan cinta banyak sekali ragamnya, salah satunya dengan melalui lambang. Lambang dalam hal ini merupakan sebuah bentuk media dalam mengungkapkan rasa cinta itu. Lambing dapat berupa bahasa, seperti cerita, pantun, syair, puisi, dan lain-lain. Dapat berupa gerak, seperti tari. Dapat berupa suara atau bunyi, seperti lagu dan musik. Dapat berupa warna dan rupa, seperti lukisan, hiasan, bangunan, dan lain-lain. Tapi perlu dipahami, lambang yang disebutkan di atas maupun jenis lambang yang lain bukan merupakan objek cinta (yang oerlu dicurahkan rasa cinta), akan tetapi lambang-lambang tersebut adalah jalan atau cara bahkan nerupakan media untuk mencintai.
Menuju Cinta yang Luhur
Dalam penjabaran sebelumnya, telah dibahasakan bahwa cinta memiliki berbagai tingkatan dan disebutkan bahwa tingkat pemahaman atau intelegensi dan tingkat keimanan dan ketakwaan memberi pengaruh yang hebat dalam pemaknaan akan cinta kasih. Cinta mesra kepada Allah Swt. adalah manifestasi kalimat tauhid yaitu meng-Esa-kan Allah dalam sifat, zat, dan perbuatan yang dilafalkan oleh oleh umat islam dalam kalimat “LA ILAHA ILLALLAH” (tiada Tuhan selain Allah).
Al-Ghazaly memandang cinta kerinduan adalah cinta akan Allah, karena ihsan dan nikmat-Nya pada dirinya. Karena Allah telah menganugrahkan hidup, sehingga ia dapat menyebut nama-Nya. Cinta itulah cinta karena Allah (Jamal) dan kebesarannya (Jalal), yang kian hari kian terbuka untuknya. Maka itulah cinta yang setinggi-tingginya (Kamal). Dan itulah cinta yang timbul kepada Allah karena merenungi keindahan-Nya (Jamal Ul Rububiyah).
Ibraham bin Adham dalam syairnya
Semua makhluk telah aku tinggalkan
Karena cintaku kepada Engkau
Keluargaku aku biarkan jadi piatu
Agar dapat melihat wajah-Mu
Meskipun tubuh ini merana lantaran cinta
Akan dikerat dipotong-potong
Namun hati ini tidak akan berpaling
Kepada yang selain engkau
Cinta sejati adalah cinta karena Ilahi. Tulus, ikhlas, tanpa pamrih, dan lekang dimakan zaman dan ditempa cuaca. Cinta sejati juga tahan uji, tetep akan terkenang meski jasad tercerai dengan ruhnya. Bahwa cinta itu meminta pengorbanan, kesetiaan, dan kesabaran. Jangan mengaku cinta dan mengungkapkan cinta kalau tidak mau berkorban. “Anda dapa memberi tanpa mencintai, tetapi Anda tidak dapat mencintai tanpa memberi” (ungkapan asing).
Hazrat Inayah Khan menguraiakan cinta bahwa sifat cinta seperti air dalam tanah. Apabila tidak cukup menggali, yang anda akan peroleh air yang keruh. Apabila anda cukup menggali, yang akan anda peroleh adalah air yan bersih dan jernih. Sebaik-baiknya cinta adalah cinta pada yang menganugrahkan cinta itu sendiri. Cinta itu kepada Sang Pemberi segalanya. Manusia sebagai makhluk penikmat kesegalaan itu, sudah sepantasnya mencurahkan cintanya kepada-Nya. Cinta kita kepada Allah, membuat kita ingin semakin dekat dengan-Nya.
Saat Al-Qur’an yang merupakan Kalam Ilahi memerintahkan kita berislam secara kaffah (total) seperti dalam Q.S. Al-Baqarah : 208
$yg•ƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=äz÷Š$# ’Îû ÉOù=Åb¡9$# Zp©ù!$Ÿ2 Ÿwur (#qãèÎ6®Ks? ÅVºuqäÜäz Ç`»sÜø‹¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNà6s9 Ar߉tã ×ûüÎ7•B ÇËÉÑÈ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”

Maka kita wajib melaksanakan perintah-perintah-Nya itu. Berislam dengan sungguh-sungguh dan sempurna. Pemujaan adalah penghormatan kepada tuhan (Allah Swt) dan penghambaan diri kepada-Nya dengan penuh ikhlas dan sesuai dengan aturan yang telah digariskan. Kemudian dari pemujaan ini, lahir pemujian yaitu pernyatan takjub dan penghargaan atas segala kebaikan dan kelebihan.
߉ôJysø9$# ¬! Å_Uu‘ šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ
Artinya :. “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

Pacaran : Penghancuran Generasi Islam
Ketika dunia disibukkan oleh yang namanya cinta. Lihatlah….! penuh pernak-pernik warna-warni cinta. Setiap hari, pasti ada perbincangan tentang cinta. Setiap hari dan setiap kali kita melihat dan mendengar dari : para pelajar, mahasiswa, orang dewasa, bahkan anak SD sekalipun sudah berani bicara cinta. Cinta adalah bahasa yang seolah-olah wajib jadi santapan setiap hari.
Belum lagi diekspose oleh media-media, baik elektronik maupun cetak. Klise memang.semua bicara tentang cinta. Tidak peduli ; sinetron, film, infotainment, lawakan, audisi bintang. Semuanya sama. Hanya sebagian kecil yang mengedapankan informasi yang ilmiah dan actual. Media sebagai medium terbaik menyampaikan propaganda, tentu sudah pintar memainkan lakon ekonomi bahkan peradaban.
Media lebih cendrung kebablasan menguraikan makna sejati cinta. Kecenderungan ini tentu tak lepas adanya tujuan dan pangsa pasar yang elegan. Ya, remaja dan generasi muda. Tak lebih besar dan utama tentu mengarah pada generasi muda islam, yang memiliki peradaban yang kontradiksi dengan peradaban yang ditawarkan oleh media tersebut. Media merupakan sebuah alat penghancur institusi kereligiusan yang dimiliki seorang remaja. Media dengan bahasa formalnya, membahas tema cinta dengan absurd dan kurang baik penyampaiannya. Bahkan makna cinta dikerdilkan.
Percintaan laki-laki dengan perempuan menjadi menu utama setiap setiap penyajian dari media tersebut. Tak jarang bahkan kita membuat larut dalam angan-angan mengenai apa yang disampaikanmedia tersebut. (media lebih mengutamakan rating dan pangsa pasar daripada moral apalagi akhlak). Kita malah termotivasi untuk bertindak dan bersikap sering thulul amal, panjang angan-angan tanpa suatu realisasi.
Ini merupakan pengantar tentang prilaku pacaran dan peran media dalam mem-back up prilaku penghancuran generasi muda terkhusus generasi muda islam.
Cinta adalah sebuah fitrah yang ada sejak kita lahir. Menurut Syekh Taqiyuddin Anbhani, bahwa cinta merupakan bagian dari naluri (Gharizah an-Nau’). Setiap mnusia punya naluri itu. Persoalannya adalah sejauh mana atau bagaiman kita menyalurkan cinta itu. Apakah Islam membolehkan pacaran sebagai ekspresi cinta?
Cinta atau lebih dekatnya kasih sayang adalah bagian yang tak terpisahkan dari makhluk hidup, khususnya manusia. Rasa cinta merupakan penjelmaan dari naluri saling mencintai. Cinta kepada ayah ibu, kakak, adik, kakek, nenek, teman, dan sesame manusia adalah manifestasi dari gharizah nau’. Jadi intinya, jatuh cinta adalah sesuatu yang boleh dan bersifat fitrawi.
Cinta terhadap lawan jenis yang popular dengan pacaran adalah manifestasi cinta yang salah. Pacaran sudah mewabah sebagai penyakit hati yang mesti diperhatikan oleh umat sekarang ini. Apalagi dengan dengan hadirnya berbagai teknologi canggih semisal HP dan Internet, cerita seputar pacaran semakin asyik dan peluang berpacaran semakin terbuka. SMS dan Chating menjadi sarana efektif untuk saling komunikasi dan curhat.
z`Îiƒã— Ĩ$¨Z=Ï9 =ãm ÏNºuqyg¤±9$# šÆÏB Ïä!$|¡ÏiY9$# tûüÏZt6ø9$#ur ÎŽÏÜ»oYs)ø9$#ur ÍotsÜZs)ßJø9$# šÆÏB É=yd©%!$# ÏpžÒÏÿø9$#ur È@ø‹y‚ø9$#ur ÏptB§q|¡ßJø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur Ï^öysø9$#ur 3 šÏ9ºsŒ ßì»tFtB Ío4qu‹ysø9$# $u‹÷R‘‰9$# ( ª!$#ur ¼çny‰YÏã ÚÆó¡ãm É>$t«yJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Kecintaan kepada kepada lawan jenis adalah sesuatu yang wajar, tetapi pacaran bukan merupakan implementasi yang benar. Kita tak dapat membunuh kecintaan tersebut. Namun cinta itu dapat diatur, di-manage sedemikian rupa.untuk itulah Islam diturunkan kepada kita.
Lalu adakah pacaran islami itu?
Pacaran dalam perspektif sekarang adalah mewujudkan cinta dan kasih sayang antara cowok dan cewek dalam hubungan keterikatan perasaan bahkan lebih daripada itu, ada yang sampai mengikat janjiuntuk hidup bersama layaknya suami istri disamping itu bahkan ingin menyerahkan kehormatan diri, keluarga dan agama sebagai bukti rasa cintanya kepada seseorang. Dan ini sudah mendarah daging dalamkehidupan masyarakat sekarang. Dan ternyata yang paling banyak mempraktekkan ‘amalan’ tersebut adalah remaja (tak terkecuali kaum dewasa). Dari yang mulai backstreet, karena takut orang tua, bahkan sampai yang berani tanpa tedeng aling-aling.(yang paling lucu, orang tua yang mencarikan pacar untuk anaknya).
Mulai dari jalan berdua, pegangan tangan, atau budaya KNPI (Kissing, Necking, Petting, dan Intercourse) yang melahirkan budaya seks bebas. Ada aktifitas yang paling urgen dalam kehidupan berpacaran adalah nuansa berdua. Makan berdua, jalan berdua (sekarang mungkin berboncengan bukan muhrim), duduk berdua (mojok), dan dunia dianggap sebagai milik berdua. Naudzubillah Min Dzalik !!!
“Sungguh ditusuknya kepala salah seorang dari kalian dengan jarum dari besi lebih baik baginya daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath Thabrani dalam Shahihul Jami’ hadits no.4921)
“Kedua mata berzina, kedua tangan berzina, kedua kaki berzina dan kedua kemaluan pun berzina.” (HR Ahmad 1/412; Shahihul Jami’ hadits no.4126)
Apakah aktifitas tersebut benar dalam perspektif islam? Aktifitas berduaan dalam pandangan islam dikenal dengan istilah “khalwat”. Khalwat adalah aktifitas berduaan antara “ikhwa wa akhwat” yang bukan muhrim dan aktifitasnya atas dasar sengaja dan bukan aktifitas muamalah. Orang yang berduaan karena melakukan jual beli adalah dibolehkan, tetapi aktifitas bukan muamalah seperti pacaran adalah sangat diharamkan dalam islam.
Dari Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata: “Demi Allah, sungguh tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak (pernah) menyentuh tangan perempuan sama sekali, tetapi beliau membai’at mereka dengan perkataan.” (HR Muslim, 3/1489)
Disamping itu. Islam mengenalkan “ikhtilat”. Ikhtilat adalah aktifitas bercampur baurnya lelaki dan wanita dalam satu tempat atas dasar kesengajaan, seperti dalam rapat yang tidak ada hijab (pembatas) diantaranya. Atau biasa kita lihat dalam acara walimah (pesta pernikahan). Akifitas khalwat dan Ikhtilat adalah salah satu penyimpangan dalam tata cara pergaulan islam. Berangkat dari dua katifitas yang dilarang seperti di atas, secara naluriah dan logika, pacaran adalah haram.
Dan satu persepsi yang muncul bahwa ada pacaran islami atau bahkan pacaran ala Rasul. Kita akan tilik apakah persepsi itu benar adanya.
Ketika ada anak mesjid atau rohis yang melakukan pacaran, disebutlah pacaran islami. Wanitanya memakai kerudung, prianya berbaju gamis dan pakai kopiah, mojoknya di mesjid atau mushallah, kemudian aktifitasnya dilakukan tidak sebrutal pada umumnya.
Tidak ada istilah pacaran islami. Apakah daging babi yang dipotong untuk sesuatu yang halal dengan mengucapkan basmalah lalu disebutkan daging babi islami. Ataukah berjudi dengan memakai aksesoris islam, dianggap judi islami. Sekali lagi, tak ada istilah pacaran islami.
Apakah rasulullah pernah melakukan pacaran? Selama Rasulullah menjalani kehidupannya, baik sebelum diangkat sebagai rasul sampai menjadi rasul pun tidak pernah melakukan aktifitas seperti ini. Sungguh berdosanya kita bila ada pikiran seperti itu. Ke-islam-an kita masih perlu dipertanyakan. Dalam lembaran hidup Rasulullah yang terurai dalam ragam hadits yang termaktub dalam Sirah Nabawiyah, yang terulur dari berbagai kitab fiqih dan tersaji dalam buku-buku islami, tidak akan didapat satu kalimat pun baik tersirat maupun tersurat bahwa Rasulullah pernah menjalani aktifitas yang hina dina ini.
Pengendalikan Cinta
Sudah disebutkan berkali-kali bahwa cinta adalah bagian dari naluri manusia yang sifatnya fitrawi. Hal ini berarti cinta dapat diarahkan dan dikendalikan. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul “Raudhah Al Muhibbin wa Nuzhah Al Musytaqin” atau ‘Taman Orang-orang jatuh cinta dan memendam rindu’menceritakan tentang sebuah kisah akan ‘kuat’nya rasa cinta yang mampu membuat pelakunya tetap mencintai meski kekasihnya sudah ada dalam kubur. Namun, pada akhirnya mengakui kesalahan besar dan banyak mendirikan sarana-sarana pendidikan.
Cinta bisa diibaratkan sebagai sebuah virus (virus ‘merah jambu’ dalam konotasi remaja). Virus ini dapat menimpa siapa saja. Tak kenal waktu, tempat, bahkan usia sekalipun. Dan jatuh cinta adalah hal yang wajar! Termasuk anak mesjid atau rohis bahkan pengembang dakwah sekalipun. Namun, tentu saja kadar dalam pemaknaan akan cinta (sedih dan bahagia) berbeda-beda. Dan ketaatan kepada islam mampu menenggelamkan hawa nafsu dari berbuat maksiat.
Disinilah pelunya ilmu untuk mengendalikan cinta dan mengarahkannya supaya tidak keluar dari rel-rel ke-islam-an. Setiap orang boleh mencintai dan dicintai. Itu adalah hak. Tetapi bukan berarti menghalalkan segala cara mewujudkan rasa cinta itu, seperti pacaran. Budaya pacaran tidak ada dalam histografi islam.
Bagaimana langkah riil dalam mengendalikan cinta itu? Dalam kehidupan kita sebagai seorang muslim, hal yang paling mendasar adalah beriman kepada Allah Swt. Dan keimanan itu tidak berarti sekedar meng-iman-i keberadaan-Nya, yakni hubungan penciptaan (shilatul Kholiq), tetapi sekaligus harus ada hubungan ketaatan terhadap perintah-perintah-Nya (shilatul awaamin). Dengan kata lain, kita harus taat pada Allah Swt dan Rasulullah melalui ketaatan totalitas yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist.
$tBur tb%x. 9`ÏB÷sßJÏ9 Ÿwur >puZÏB÷sãB #sŒÎ) Ó|Ós% ª!$# ÿ¼ã&è!qß™u‘ur #·øBr& br& tbqä3tƒ ãNßgs9 äouŽzÏƒø:$# ô`ÏB öNÏd̍øBr& 3 `tBur ÄÈ÷ètƒ ©!$# ¼ã&s!qß™u‘ur ô‰s)sù ¨@|Ê Wx»n=|Ê $YZÎ7•B ÇÌÏÈ
Artinya : “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab : 36)

Ketaatan ini akan menciptakan dinding yang tebal nan kokoh yang akan membentengi kita dari godaan untuk melihat dan melakukan aktivitas yangtak diperintahkan dalam dien yang paripurna ini. Dan perlu diketahui bahwa perasaan cinta itu muncul jika ada rangsangan dari luar. Maka langkah bijaksana dan logis adalah menutup setiap peluang yang bias membuat kita tergoda untuk melakukannya. Hindari aktivitas yang menjurus kepada pikiran-pikiran untuk melakukannya. Sibukkan diri dalam aktivitas yang tidak bersentuhan dengan perasaan cinta kepada lawan jenis. Olah raga, melakukan dakwah intensif, mengurus pengajian dan organisasi, atau melaksanakan puasa sunat.
Bila kita sudah cukup mampu untuk melakukan pernikahan, maka sangatlah berdosa ketika mengulur-ulur waktu. Pacaran adalah pintu gerbang menuju perzinahan, dan pernikahan hadir sebagai sarana mewujudkan cinta yang halal.
Ÿwur (#qç/tø)s? #’oTÌh“9$# ( ¼çm¯RÎ) tb%x. Zpt±Ås»sù uä!$y™ur Wx‹Î6y™ ÇÌËÈ
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ : 32)
@è% šúüÏZÏB÷sßJù=Ïj9 (#q‘Òäótƒ ô`ÏB ôMÏd̍»|Áö/r& (#qÝàxÿøts†ur óOßgy_rãèù 4 y7Ï9ºsŒ 4’s1ø—r& öNçlm; 3 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqãèoYóÁtƒ ÇÌÉÈ @è%ur ÏM»uZÏB÷sßJù=Ïj9 z`ôÒàÒøótƒ ô`ÏB £`Ïd̍»|Áö/r& z`ôàxÿøts†ur £`ßgy_rãèù Ÿwur šúïωö7ム£`ßgtFt^ƒÎ— žwÎ) $tB tygsß $yg÷YÏB ( tûøóÎŽôØu‹ø9ur £`Ïd̍ßJ胿2 4’n?tã £`ÍkÍ5qãŠã_ ( Ÿwur šúïωö7ム£`ßgtFt^ƒÎ— žwÎ)  ÆÎgÏFs9qãèç7Ï9 ÷rr&  ÆÎgͬ!$t/#uä ÷rr& Ïä!$t/#uä  ÆÎgÏGs9qãèç/ ÷rr&  ÆÎgͬ!$oYö/r& ÷rr& Ïä!$oYö/r&  ÆÎgÏGs9qãèç/ ÷rr& £`ÎgÏRºuq÷zÎ) ÷rr& ûÓÍ_t/  ÆÎgÏRºuq÷zÎ) ÷rr& ûÓÍ_t/ £`ÎgÏ?ºuqyzr& ÷rr& £`Îgͬ!$|¡ÎS ÷rr& $tB ôMs3n=tB £`ßgãZ»yJ÷ƒr& Írr& šúüÏèÎ7»­F9$# ÎŽöxî ’Í<'ré& Ïpt/ö‘M}$# z`ÏB ÉA%y`Ìh9$# Írr& È@øÿÏeÜ9$# šúïÏ%©!$# óOs9 (#rãygôàtƒ 4’n?tã ÏNºu‘öqtã Ïä!$|¡ÏiY9$# ( Ÿwur tûøóÎŽôØo„ £`ÎgÎ=ã_ö‘r'Î/ zNn=÷èã‹Ï9 $tB tûüÏÿøƒä† `ÏB £`ÎgÏFt^ƒÎ— 4 (#þqç/qè?ur ’n<Î) «!$# $·èŠÏHsd tm•ƒr& šcqãZÏB÷sßJø9$# ÷/ä3ª=yès9 šcqßsÎ=øÿè? ÇÌÊÈ
Artinya : “ 30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur 30-31)
Dan sungguh merugilah seluruh keturunan anak Adam, ketika kehidupannya hanya diisi dengan kesia-siaan semata. Dan sebagai kata penutup, cinta adalah karunia dan pacaran bukan wasilah yang benar dalam mewujudkan cinta itu. Cinta itu adalah sesuatu yang mulia dan sangat besar cakupannya, dan jangan sampai kita mengotori dan mengerdilkannya dengan melakukan prilaku yang hina dina ini lagi tercela.
"Apakah kalian mau saya beritahu tentang simpanan seseorang yang yang paling berharga? Yaitu wanita salihah yang (suaminya) menjadi bahagia bila memandangnya, bila diperintah segera dipenuhi, dan bila suaminya tidak ada dia menjaga kehormatannya." (riwayat Ahmad)
Berikut beberapa alasan mengapa harus menikah, semoga bisa memotivasi kaum muslimin untuk memeriahkan dunia dengan nikah. 
1.       Melengkapi agamanya
“Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. (HR. Thabrani dan Hakim).
2.       Menjaga kehormatan diri
“Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih mudah menundukkan pandangan dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya. (HSR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaiy, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi). 
3.       Senda guraunya suami-istri bukanlah perbuatan sia-sia
“Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 245; Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 309).
 4.       Bersetubuh dengan istri termasuk sedekah
Pernah ada beberapa shahabat Nabi SAW berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka bisa shalat sebagaimana kami shalat; mereka bisa berpuasa sebagaimana kami berpuasa; bahkan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah memberikan kepada kalian sesuatu yang bisa kalian sedekahkan? Pada tiap-tiap ucapan tasbih terdapat sedekah; (pada tiap-tiap ucapan takbir terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahlil terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahmid terdapat sedekah); memerintahkan perbuatan baik adalah sedekah; mencegah perbuatan munkar adalah sedekah; dan kalian bersetubuh dengan istri pun sedekah.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, kok bisa salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya akan mendapatkan pahala?” Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian bila nafsu syahwatnya itu dia salurkan pada tempat yang haram, apakah dia akan mendapatkan dosa dengan sebab perbuatannya itu?” (Mereka menjawab, “Ya, tentu.” Beliau bersabda,) “Demikian pula bila dia salurkan syahwatnya itu pada tempat yang halal, dia pun akan mendapatkan pahala.” (Beliau kemudian menyebutkan beberapa hal lagi yang beliau padankan masing-masingnya dengan sebuah sedekah, lalu beliau bersabda, “Semua itu bisa digantikan cukup dengan shalat dua raka’at Dhuha.”) (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 125).
5.       Adanya saling nasehat-menasehati
6.       Bisa mendakwahi orang yang dicintai
7.       Pahala memberi contoh yang baik
“Siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikit pun. Dan barang siapa yang pertama memberi contoh perilaku jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikit pun.” (HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Orang yang pertama kali melakukan kebaikan atau kejahatan.) 
8.   Seorang suami memberikan nafkah, makan, minum, dan pakaian kepada istrinya dan keluarganya akan terhitung sedekah yang paling utama.
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda: “Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.” (HR Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga). 
Dari Abu Abdullah (Abu Abdurrahman) Tsauban bin Bujdud., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang kepada keluarganya, dinar yang dinafkahkan untuk kendaraan di jalan Allah, dan dinar yang dinafkahkan untuk membantu teman seperjuangan di jalan Allah.” (HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).
Seorang suami lebih utama menafkahkan hartanya kepada keluarganya daripada kepada yang lain karena beberapa alasan, diantaranya adalah nafkahnya kepada keluarganya adalah kewajiban dia, dan nafkah itu akan menimbulkan kecintaan kepadanya.
Muawiyah bin Haidah RA., pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: ‘Wahai Rasulullah, apa hak istri terhadap salah seorang di antara kami?” Beliau menjawab dengan bersabda, “Berilah makan bila kamu makan dan berilah pakaian bila kamu berpakaian. Janganlah kamu menjelekkan wajahnya, janganlah kamu memukulnya, dan janganlah kamu memisahkannya kecuali di dalam rumah. Bagaimana kamu akan berbuat begitu terhadapnya, sementara sebagian dari kamu telah bergaul dengan mereka, kecuali kalau hal itu telah dihalalkan terhadap mereka.” (Adab Az Zifaf Syaikh Albani hal 249).
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash RA., dalam hadits yang panjang yang kami tulis pada bab niat, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepadanya: “Sesungguhnya apa saja yang kamu nafkahkan dengan maksud kamu mencari keridhaan Allah, niscaya kamu akan diberi pahala sampai apa saja yang kamu sediakan untuk istrimu.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga) 
Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia menyianyiaka orang yang harus diberi belanja.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga). “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya.” (Saba’: 39).
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Nabi SAW bersabda: “Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang, yang satu berdoa: “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya.” Dan yang lain berdoa: “Ya Allah, binasakanlah harta orang yang kikir.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga). 
9.   Seorang pria yang menikahi janda yang mempunyai anak, berarti ikut memelihara anak yatim.
Janji Allah berupa pertolongan-Nya bagi mereka yang menikah.
1.       Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An Nur: 32)
2.       Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)
Orang Cinta tak kenal sajadah tak pula mihrab,
berkelana di bintang-bintang yang tinggi saja perjalanannya

menyelam ke dasar samudera kolam renang air matanya,
di situ didapatinya bintang bintang berkelipan

seperti kejap-kejap kejora mata Sang Maha Ayu,
bintang-bintang pun berkelipan di dasar samudera

Orang Cinta mana kenal gurita mana pula hiu,
samuderanya di penuhi ikan mas, ikan perak dan ikan mutiara, Tak Semua Samudera Mempunyai Mutiara

Sabtu, 21 Maret 2009

Artikel

KIDUNG AGUNG

Nama aslinya dalam bahasa Ibrani adalah Syih-Hasysyirim yang berarti nyanyian atas segala nyanyian. Dan nyanyian seperti apa, dan apa coraknya, apa pula sifat-sifatnya?.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa kitab ini seharusnya dikeluarkan dari kanon kitab suci. Ia tidak boleh dimasukkan ke dalam kanon, karena sifatnya yang porno itu. Ia mengandung nyanyian-nyanyian cinta belaka yang tidak punya hubungan apapun dengan nama Tuhan.
Dalam terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), ditemukan hanya 1 kali nama tuhan (bandingkan Pasal 8:6). Dalam naskah asli kita temukan istilah sebagai berikut: Risyphe ‘esy syalhebetyah = powerful flame (Yahweh’s flame)
Sebetulnya bukan nama tuhan, tetapi nama itu hanya digunakan dalam ati terhebat ata maha hebat. Jadi kegairahan (nafsu birahi) itu seperti nyala api (flame from Yahwe) atau nyala itu hebat sekali, kuat seperti api.
Sepanjang puisi-puisi yang digunakan dalam kitab ini menggambarkan nafsu berahi antara laki-laki dan perempuan. Itulah sebabnya kitab ini tidak dianggap sebagai firman tuhan.
Keberatan ini bukanlah hal yang baru, sudah lama sekali orang-orang Yahudi tidak mau menerima kitab ini. Pada abad kedua Masehi, para rabi Yahudi berkeberatan sebab Kidung Agung dinyanyikan dalam klub-klub malam di kota Alexandria.
Walaupun demikian, kitab ini dihubungkan secara erat sekali dengan nama Salomo (bandingkan Pasal 1:1) sebagai Kidung Agung dari Salomo. Dan kita tahu siapa Salomo itu, dialah seorang raja yang besar hikmatnya juga hebat nafsunya. Dalam 1 Raja 11:3 raja Salomo mempunyai 7 ratus istri dan 3 ratus gundik, namun bukan ini maksudnya.
Raja Salomo memang sudah terkenal sebagai seorang yang terhebat hikmatnya, malah mengarang banyak nyanyian-nyanyian yang berhikmat juga (bandingkan Pasal 4:29-32). Hikmatnya terhebat, akalnya terluas seperti dataran pasir di tepi laut.hikmatnya melebihi hikmat Mesir. Ia menggubah 3 ribu amsal dan nyanyian (kidung) lebih dari seribu banyaknya.
Selanjutnya orang muda yang banyak berperan dalam kitab ini disebut sebagai Raja Salomo (bandingkan Pasal 3:7,9), oleh sebab itu kitab ini disebut sebagai Kidung Agung untuk Salomo / Syir hasyisyirim asyer lisylomoh.
Sebetulnya, Alkitab itu sudah membicarakan semua aspek kehidupan manusia, mulai dari rahim sampai kelahiran hingga kematian. Tidak ada satu aspek pun yang ditutup-tutupi. Semua aspek dianggap penting dan disoroti dari berbagai sudut pandang yang tentu mempunyai makna dan arti masing-masing.

Bagaimanapun kita harus membaca dan memahami Kidung Agung.

Pertama, Kidung Agung perlu dibaca sebagai sebuah drama antara 2 atau lebih manusia, terutama antara seorang laki-laki dan perempuan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa inti pusat dari Kidung Agung terdapat dalam Pasal 3:6 – 5:1. Di sana nampak jelas perkembangan dan pertumbuhan cinta yang menginginkan kulminasinya ketika kedua orang mulai memasuki tangga pernikahan yang memiliki cita-citanya sendiri. Selain tangga pernikahan, upacara tersebut berisikan luapan kegairahan yang luar biasa untuk pengantin laki-laki dan perempuan. Perasaan itu terasa pada ilustrasi puitis yang sangat indah, seperti:
Kemegahan Salomo yang dimahkotai
Penggunaan mur dan kemenyan sebagai rempah-rempah yang berbau harum memikat hati
Aroma kayu-kayuan
Mata, rambut, mulut, leher, buah dada yang dikagumi sebagai pemikat erotika.
Kedua, Kidung Agung perlu dibaca dan dianggap sebagai gambaran cinta antara Allah dan Israel.
Kita harus mengakui bahwa Kidung Agung cukup erotik. Ini terasa jika orang dapat memahami dengan baik segala kiasan, gambaran, perbandingan bahkan sindiran yang dipakai dalam kitab ini, misalnya:
Gigimu bagaikan hewan domba yang baru saja dicukur, bandingkan Pasal 4:2
Mata bagaikan merpati pada batang air, Pasal 5:12
Buah dada seperti gugusan anggur dan nafas hidung seperti buah apel, Pasal 7:8
Cinta kuat seperti maut dan nyalanya seperti nyala api, Pasal 8:6.

Istilah erotik tidak sama dengan pornografi. Erotik adalah sebuah istilah dalam karya sastra yang tema atau sifatnya berkenaan dengan nafsu berahi , sedangkan pornografi memiliki dua arti:
1. penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu berahi
2. bahan bacaan yang dengan senagaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu untuk melakukan seks.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kidung Agung meluhurkan cinta antara jenis kelamin, termasuk seksnya. Dalam bahasa sastra, dapat dikatakan bahwa cinta Kidung Agung itu memuji dan menggambarkan kecantikan pemudi dan kegantengan pemuda serta cinta mereka menyala-nyala sambil mempersatukan mereka secara menyeluruh.
Sama seperti lagu-lagu cinta yang diberi tema-tema tertentu, Kidung Agung sebetulnya sudah lebih dulu terkenal dengan tema-temanya yang menarik dan menggairahkan, misalnya:
impian mempelai perempuan, bandinkan Pasal 3
mempelailelaki menuju mempelai perempuan, bandingkan Pasal 4
kedua mempelai saling menyapa, bandingkan Pasal 4:16
kenikmatan cinta, bandingkan Pasal 7, dst

Dengan menilai hikmat dalam cinta yang didengarkan dalam Kitab Kidung Agung, maka dapat dikatakan nilai cinta ini positif. Sebab cinta kasih ini adalah sangat berharga. Para orang yang berhikmat percaya bahwa cinta kasih ini termasuk ke dalam ciptaan Allah dan merupakan karunia yang besar untuk manusia untuk dihayati lalu diberlakukan dalam kehidupan manusia yang beriman.
Bukankah Tuhan yang pertama-tama memberikan cinta kasih-Nya kepada manusia? Bandingkan Mazmur 84:12, oleh karena itu sepatutnyalah kita memanfaatkannya dengan benar dan tulus.

Apakah Kitab Kidung Agung ini tetap relevan? Jawabnya, ya.
Ia dibutuhkan zaman ini di kala manusia menggunakan cintanya, di kala manusia keliru menanggapi karunia Tuhan melalui tubuhnya, di kala manusia memuaskan nafsunya secara serampangan dan menjadi budak seks. Kidung Agung hendak menegaskan bahwa seks itu suci pemberian Tuhan untuk dinikmati pasangan laki-laki dan perempuan yang dipersatukan Tuhan dalam pernikahan.


sumber:search enggine

Senin, 09 Februari 2009

Artikel teman

Mendidik Anak Usia Dini Melalui Tari

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan antara lain bahwa “warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus” (Pasal 5, ayat 4). Di samping itu juga dikatakan bahwa “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya” (pasal 12, ayat 1b). Hal ini pasti merupakan berita yan gmenggembirakan bagi warga negara yang memiliki bakat khusus dan tingkat kecerdasan yang istimewa untuk mendapat pelayanan pendidikan sebaik-baiknya.
Banyak referensi menyebutkan bahwa di dunia ini sekitar 10 – 15% anak berbakat dalam pengertian memiliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Kelebihan-kelebihan mereka bisa nampak dalam salah satu atau lebih tanda-tanda berikut:
• Kemampuan inteligensi umum yang sangat tinggi, biasanya ditunjukkan dengan perolehan tes inteligensi yang sangat tinggi, misal IQ diatas 120.
• Bakat istimewa dalam bidang tertentu, misalnya bidang bahasa, matematika, seni, dan lain-lain. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan prestasi istimewa dalam bidang-bidang tersebut.
• Kreativitas yang tinggi dalam berpikir, yaitu kemampuan untuk menemukan ide-ide baru.
• Kemampuan memimpin yang menonjol, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok.
• Prestasi-prestasi istimewa dalam bidang seni atau bidang lain, misalnya seni musik, drama, tari, lukis, dan lain-lain.
Pada zaman modern ini orang tua semakin sadar bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar. Oleh sebab itu tidak mengherankan pula bahwa semakin banyak orang tua yang merasa perlu cepat-cepat memasukkan anaknya ke sekolah sejak usia dini. Mereka sangat berharap agar anak-anak mereka “cepat menjadi pandai.” Sementara itu banyak orang tua yang menjadi panik dan was-was jika melihat adanya gejala-gejala atau perilaku-perilaku anaknya yang berbeda dari anak seusianya. Misalnya saja ada anak berumur tiga tahun sudah dapat membaca lancar seperti layaknya anak usia tujuh tahun; atau ada anak yang baru berumur lima tahun tetapi cara berpikirnya seperti orang dewasa, dan lain-lain. Dapat terjadi bahwa gejala-gejala dan “perilaku aneh” dari anak itu merupakan tanda bahwa anak memiliki kemampuan istimewa. Maka dari itu kiranya perlu para guru dan orang tua bisa mendeteksi sejak dini tanda-tanda adanya kemampuan istimewa pada anak agar anak-anak yang memiliki bakat dan kemampuan isitimewa seperti itu dapat diberi pelayanan pendidikan yang memadai.

Tanda-tanda Umum Anak Berbakat
Sejak usia dini sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang istimewa. Sebagai contoh ada anak yang baru berumur dua tahun tetapi lebih suka memilih alat-alat mainan untuk anak berumur 6-7 tahun; atau anak usia tiga tahun tetapi sudah mampu membaca buku-buku yang diperuntukkan bagi anak usia 7-8 tahun. Mereka akan sangat senang jika mendapat pelayanan seperti yang mereka harapkan.
Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima tahun. Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalamai kesulitan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang besar sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia akan cepat menjadi “kehausan” akan informasi.
Di kelas-kelas Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar anak-anak berbakat sering tidak menunjukkan prestasi yang menonjol. Sebaliknya justru menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan, misalnya: tulsiannya tidak teratur, mudah bosan dengan cara guru mengajar, terlalu cepat menyelesaikan tugas tetapi kurang teliti, dan sebagainya. Yang menjadi minat dan perhatiannya kadang-kadang justru hal-hal yan gtidak diajarkan di kelas. Tulisan anak berbakat sering kurang teratur karena ada perbedaan perkembangan antara perkembangan kognitif (pemahaman, pikiran) dan perkembangan motorik, dalam hal ini gerakan tangan dan jari untuk menulis. Perkembangan pikirannya jauh ebih cepat daripada perkembangan motoriknya. Demikian juga seringkali ada perbedaan antara perkembangan kognitif dan perkembangan bahasanya, sehingga dia menjadi berbicara agak gagap karena pikirannya lebih cepat daripada alat-alat bicara di mulutnya.
Pelayanan bagi Anak Berbakat
Mengingat bahwa anak berbakat memiliki kemampuan dan minat yang amat berbeda dari anak-anak sebayanya, maka agak sulit jika anak berbakat dimasukkan pada sekolah tradisional, bercampur dengan anak-anak lainnya. Di kelas-kelas seperti itu akan terjadi dua kerugian, yaitu: (1) anak berbakat akan frustrasi karena tidak mendapat pelayanan yang dibutuhkan, dan (2) guru dan teman-teman kelasnya akan bisa sangat terganggu oleh perilaku anak berbakat tadi.
Beberapa kemungkinan pelayanan anak berbakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan program akselerasi khusus untuk anak-anak berbakat. Program akselerasi dapat dilakukan dengan cara “lompat kelas”, artinya anak dari Taman Kanak-Kanak misalnya tidak harus melalui kelas I Sekolah Dasar, tetapi misalnya langsung ke kelas II, atau bahkan ke kelas III Sekolah Dasar. Demikian juga dari kelas III Sekolah Dasar bisa saja langsung ke kelas V jika memang anaknya sudah matang untuk menempuhnya. Jadi program akselerasi dapat dilakukan untuk: (1) seluruh mata pelajaran, atau disebut akselerasi kelas, ataupun (2) akselerasi untuk beberapa mata pelajaran saja. Dalam program akselerasi untuk seluruh mata pelajaran berarti anak tidak perlu menempuh kelas secara berturutan, tetapi dapat melompati kelas tertentu, misalnya anak kelas I Sekolah Dasar langsung naik ke kelas III. Dapat juga program akselerasi hanya diberlakukan untuk mata pelajaran yang luar biasa saja. Misalnya saja anak kelas I Sekolah Dasar yang berbakat istimewa dalam bidang matematika, maka ia diperkenankan menempuh pelajaran matematika di kelas III, tetapi pelajaran lain tetap di kelas I. Demikian juga kalau ada anak kelas II Sekolah Dasar yang sangat maju dalam bidang bahasa Inggris, ia boleh mengikuti pelajaran bahasa Inggris di kelas V atau VI.
2) Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Jika sekolah keberatan dengan pelayanan anak berbakat menggunakan model akselerasi kelas atau akselerasi mata pelajaran, maka cara lain yang dapat ditempuh adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah/di luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.
3) Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual. Dalam model ini biasanya jumlah anak per kelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Masing-masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih mendalam daripada anak lainnya; sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian pula guru harus siap dengan berbagai bahan yang mungkin akan dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini menjadi sangat sibuk dengan memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-beda tingkat perkembangan dan ritme belajarnya.
4) Membangun kelas khusus untuk anak berbakat. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pergaulan Anak Berbakat
Anak berbakat seringkali lebih suka bergaul dengan anak-anak yang lebih tua dari segi usia, khususnya mereka yang memiliki keunggulan dalam bidang yang diminati. Misalnya saja ada anak kelas II Sekolah Dasar yang sangat suka bermain catur dengan orang-orang dewasa, karena jika ia bermain dengan teman sebayanya rasanya kurang berimbang. Dalam hal ini para orang tua dan guru harus memakluminya dan membiarkannya sejauh itu tidak merugikan perkembangan yang lain.
Di dalam keluarga pun oran gtua hendaknya mencarikan teman yang cocok bagi anak-anak berbakat sehingga ia tidak merasa kesepian dalam hidupnya. Jika ia tidak mendapat teman yang cocok, maka tidak jarang orang tua dan keluarga, menjadi teman pergaulan mereka. Umumnya anak berbakat lebih suka bertanya jawab hal-hal yang mendalam daripada hal-hal yang kecil dan remeh. Kesanggupan orang tua dan keluarga untuk bergaul dengan anak berbakat akan sangat membantu perkembangan dirinya.
Konsep tentang pembelajaran Tari Pendidikan, diciptakan oleh seorang Hongaria, Koreografer dan penemu notasi gerak Laba, Rudolf Laban. Ia telah mencetuskan jenis Tari Pendidikan, Tari Kreatif dan Tari Ekspresif yaitu suatu model pembelajaran tari untuk diterapkan di sekolah umum yang lebih menekankan kepada kebebasan berekspresi gerak pribadi untuk belajar secara kreatif menyusun gerakan. Di Indonesia, pembelajaran tari secara kreatif dari Rudolf Laban dikenal sebagai tari pendidikan yang menekankan kepada kreativitas siswa untuk belajar menciptakan sendiri gerak tarinya.
Menari bukan hanya soal keindahan gerak dalam alunan musik, tetapi juga pendidikan, stimulasi ekspresi dan kreasi. Tari dapat diajarkan kepada anak-anak tanpa memandang usia, kondisi fisik, maupun mental seorang anak. Anak-anak “luar biasa” pun dapat mengasah kemampuan intra dan interpersonalnya melalui menari.Karena itu, tari sebaiknya diajarkan sedari kecil. Mulai taman kanak-kanak, anak-anak sudah dapat diajari tari pendidikan. Melalui tarian, anak-anak diajak untuk berkreasi, berkoordinasi dengan teman-temannya dan belajar bercerita melalui menari. melalui tari pendidikan, anak-anak dapat belajar sambil bermain.
Menurut Melina Surya Dewi, SPd, Msi, dosen luar biasa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), pemberian pendidian seni akan menumbuhkan berbagai kecerdasan khususnya kecerdasan kinestetik, serta belajar untuk dapat mengapresiasi keberagaman budaya Indonesia melalui gerakan tariannya. Selain itu Melina Surya Dewi, SPd, Msi, mengatakan sekolah perlu memberikan pelajaran pendidikan seni tari kepada anak sejak usia dini mulai TK, SD hingga SMU, agar mereka memiliki kemampuan SDM yang berkualitas.
Ketua Jurusan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS UNJ), Tuteng Suwandi, SKar juga mengatakan, pendidikan kesenian tidak hanya memberikan pengetahuan secara kognitif, melalinkan secara komprehensif, anak diajak menikmati, menghayati, menghargai karya seni dengan menjadi pelaku atau penonton.
Menurut Melina melalui tari pendidikan, anak-anak dapat belajar sambil bermain.
Tari dapat diajarkan kepada anak-anak tanpa memandang usia, kondisi fisik, maupun mental seorang anak. Anak-anak “luar biasa” pun dapat mengasah kemampuan intra dan interpersonalnya melalui menari.
“Misalnya anak-anak tunagrahita, mereka dapat belajar beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya melalui menari karena biasanya mereka bermasalah dalam beradaptasi dan ada hambatan dalam berkreasi,” kata Melina.
Bagi anak-anak tunarungu, menari akan mengajarkan mereka untuk dapat mengikuti irama dan tempo musik dengan menggunakan sisa pendengaran mereka. Mereka dapat menari dengan memperhatikan vibrasi suara alunan musik.
Mengajarkan tari untuk anak-anak normal tentu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda untuk anak-anak “luar biasa”, namun ini tidak menjadi hambatan bagi anak-anak untuk memiliki ruang gerak dan berkreasi.
“Diharapkan dengan menari, anak-anak dapat menumbuhkan apresiasi, memunculkan minat dan bakat,” kata perempuan yang lebih sering disapa Ina ini.
Konsep tentang pembelajaran Tari Pendidikan, diciptakan oleh seorang Hongaria, Koreografer dan penemu notasi gerak Laba, Rudolf Laban. Ia telah mencetuskan jenis Tari Pendidikan, Tari Kreatif dan Tari Ekspresif yaitu suatu model pembelajaran tari untuk diterapkan di sekolah umum yang lebih menekankan kepada kebebasan berekspresi gerak pribadi untuk belajar secara kreatif menyusun gerakan.
Di Indonesia, pembelajaran tari secara kreatif dari Rudolf Laban dikenal sebagai tari pendidikan yang menekankan kepada kreativitas siswa untuk belajar menciptakan sendiri gerak tarinya. (ant)
Deteksi Dini Terhadap Anak-anak Berbakat.

Jumat, 30 Januari 2009

cob a lagi

coba lagi-lagi dan lagiiiiiiiiiiiii

Rabu, 21 Januari 2009

PIDATO PELANTIKAN OBAMA


My fellow citizens:

I stand here today humbled by the task before us, grateful for the trust you have bestowed, mindful of the sacrifices borne by our ancestors. I thank President Bush for his service to our nation, as well as the generosity and co-operation he has shown throughout this transition. Forty-four Americans have now taken the presidential oath. The words have been spoken during rising tides of prosperity and the still waters of peace. Yet, every so often the oath is taken amidst gathering clouds and raging storms.

At these moments, America has carried on not simply because of the skill or vision of those in high office, but because we, the people, have remained faithful to the ideals of our forbearers, and true to our founding documents.

So it has been. So it must be with this generation of Americans.

Serious challenges

That we are in the midst of crisis is now well understood. Our nation is at war, against a far-reaching network of violence and hatred. Our economy is badly weakened, a consequence of greed and irresponsibility on the part of some, but also our collective failure to make hard choices and prepare the nation for a new age. Homes have been lost; jobs shed; businesses shuttered. Our health care is too costly; our schools fail too many; and each day brings further evidence that the

ways we use energy strengthen our adversaries and threaten our planet.



These are the indicators of crisis, subject to data and statistics. Less measurable but no less profound is a sapping of confidence across our land - a nagging fear that America’s decline is inevitable, and that the next generation must lower its sights.



“We have chosen hope over fear, unity of purpose over conflict and discord”



Today I say to you that the challenges we face are real. They are serious and they are many. They will not be met easily or in a short span of time. But know this, America - they will be met.

On this day, we gather because we have chosen hope over fear, unity of purpose over conflict and discord.

On this day, we come to proclaim an end to the petty grievances and false promises, the recriminations and worn out dogmas, that for far too long have strangled our politics.



Nation of ‘risk-takers’

We remain a young nation, but in the words of scripture, the time has come to set aside childish things. The time has come to reaffirm our enduring spirit; to choose our better history; to carry forward that precious gift, that noble idea, passed on from generation to generation: the God-given promise that all are equal, all are free, and all deserve a chance to pursue their full measure of happiness.

In reaffirming the greatness of our nation, we understand that greatness is never a given. It must be earned. Our journey has never been one of short-cuts or settling for less. It has not been the path for the faint-hearted - for those who prefer leisure over work, or seek only the pleasures of riches and fame. Rather, it has been the risk-takers, the doers, the makers of things - some celebrated but more often men and women obscure in their labour, who have carried us up the long, rugged path towards prosperity and freedom.

For us, they packed up their few worldly possessions and travelled across oceans in search of a new life.

For us, they toiled in sweatshops and settled the West; endured the lash of the whip and ploughed the hard earth.

For us, they fought and died, in places like Concord and Gettysburg; Normandy and Khe Sahn.



‘Remaking America’

Time and again these men and women struggled and sacrificed and worked till their hands were raw so that we might live a better life. They saw America as bigger than the sum of our individual ambitions; greater than all the differences of birth or wealth or faction.

“The state of the economy calls for action, bold and swift”

This is the journey we continue today. We remain the most prosperous, powerful nation on earth. Our workers are no less productive than when this crisis began. Our minds are no less inventive, our goods and services no less needed than they were last week or last month or last year. Our capacity remains undiminished. But our time of standing pat, of protecting narrow interests and putting off unpleasant decisions - that time has surely passed. Starting today, we must pick ourselves up, dust ourselves off, and begin again the work of remaking America.

For everywhere we look, there is work to be done. The state of the economy calls for action, bold and swift, and we will act - not only to create new jobs, but to lay a new foundation for growth. We will build the roads and bridges, the electric grids and digital lines that feed our commerce and bind us together. We will restore science to its rightful place, and wield technology’s wonders to raise health care’s quality and lower its cost. We will harness the sun and the winds and the soil to fuel our cars and run our factories. And we will transform our schools and colleges and universities to meet the demands of a new age. All this we can do. All this we will do.



Restoring trust

Now, there are some who question the scale of our ambitions - who suggest that our system cannot tolerate too many big plans. Their memories are short. For they have forgotten what this country has already done; what free men and women can achieve when imagination is joined to common purpose, and necessity to courage.

What the cynics fail to understand is that the ground has shifted beneath them - that the stale political arguments that have consumed us for so long no longer apply.

“We reject as false the choice between our safety and our ideals”



The question we ask today is not whether our government is too big or too small, but whether it works - whether it helps families find jobs at a decent wage, care they can afford, a retirement that is dignified. Where the answer is yes, we intend to move forward. Where the answer is no, programs will end. And those of us who manage the public’s dollars will be held to account - to spend wisely, reform bad habits, and do our business in the light of day - because only then can we restore the vital trust between a people and their government.

Nor is the question before us whether the market is a force for good or ill. Its power to generate wealth and expand freedom is unmatched, but this crisis has reminded us that without a watchful eye, the market can spin out of control - that a nation cannot prosper long when it favours only the prosperous. The success of our economy has always depended not just on the size of our gross domestic product, but on the reach of our prosperity; on the ability to extend opportunity to every willing heart - not out of charity, but because it is the surest route to our common good.



‘Ready to lead’

As for our common defence, we reject as false the choice between our safety and our ideals. Our founding fathers, faced with perils we can scarcely imagine, drafted a charter to assure the rule of law and the rights of man, a charter expanded by the blood of generations. Those ideals still light the world, and we will not give them up for expedience’s sake. And so to all other peoples and governments who are watching today, from the grandest capitals to the small village where my father was born: know that America is a friend of each nation and every man, woman, and child who seeks a future of peace and dignity, and we are ready to lead once more.

” We will not apologise for our way of life, nor will we waver in its defence”

Recall that earlier generations faced down fascism and communism not just with missiles and tanks, but with the sturdy alliances and enduring convictions. They understood that our power alone cannot protect us, nor does it entitle us to do as we please. Instead, they knew that our power grows through its prudent use; our security emanates from the justness of our cause, the force of our example, the tempering qualities of humility and restraint. We are the keepers of this legacy. Guided by these principles once more, we can meet those new threats that demand even greater effort - even greater cooperation and understanding between nations. We will begin to responsibly leave Iraq to its people, and forge a hard-earned peace in Afghanistan. With old friends and former foes, we will work tirelessly to lessen the nuclear threat, and roll back the spectre of a warming planet. We will not apologise for our way of life, nor will we waver in its defence, and for those who seek to advance their aims by inducing terror and slaughtering innocents, we say to you now that our spirit is stronger and cannot be broken; you cannot outlast us, and we will defeat you.



‘Era of peace’

For we know that our patchwork heritage is a strength, not a weakness. We are a nation of Christians and Muslims, Jews and Hindus - and non-believers. We are shaped by every language and culture, drawn from every end of this earth; and because we have tasted the bitter swill of civil war and segregation, and emerged from that dark chapter stronger and more united, we cannot help but believe that the old hatreds shall someday pass; that the lines of tribe shall soon dissolve; that as the world grows smaller, our common humanity shall reveal itself; and that America must play its role in ushering in a new era of peace.

To the Muslim world, we seek a new way forward, based on mutual interest and mutual respect. To those leaders around the globe who seek to sow conflict, or blame their society’s ills on the West - know that your people will judge you on what you can build, not what you destroy. To those who cling to power through corruption and deceit and the silencing of dissent, know that you are on the wrong side of history; but that we will extend a hand if you are willing to unclench your fist.

To the people of poor nations, we pledge to work alongside you to make your farms flourish and let clean waters flow; to nourish starved bodies and feed hungry minds. And to those nations like ours that enjoy relative plenty, we say we can no longer afford indifference to suffering outside our borders; nor can we consume the world’s resources without regard to effect. For the world has changed, and we must change with it.



‘Duties’

As we consider the road that unfolds before us, we remember with humble gratitude those brave Americans who, at this very hour, patrol far-off deserts and distant mountains. They have something to tell us, just as the fallen heroes who lie in Arlington whisper through the ages. We honour them not only because they are guardians of our liberty, but because they embody the spirit of service; a willingness to find meaning in something greater than themselves. And yet, at this moment - a moment that will define a generation - it is precisely this spirit that must inhabit us all.

“What is required of us now is a new era of responsibility”

For as much as government can do and must do, it is ultimately the faith and determination of the American people upon which this nation relies. It is the kindness to take in a stranger when the levees break, the selflessness of workers who would rather cut their hours than see a friend lose their job which sees us through our darkest hours. It is the firefighter’s courage to storm a stairway filled with smoke, but also a parent’s willingness to nurture a child, that finally decides our fate.

Our challenges may be new. The instruments with which we meet them may be new. But those values upon which our success depends - honesty and hard work, courage and fair play, tolerance and curiosity, loyalty and patriotism - these things are old. These things are true. They have been the quiet force of progress throughout our history. What is demanded then is a return to these truths.

What is required of us now is a new era of responsibility - a recognition, on the part of every American, that we have duties to ourselves, our nation, and the world, duties that we do not grudgingly accept but rather seize gladly, firm in the knowledge that there is nothing so satisfying to the spirit, so defining of our character, than giving our all to a difficult task.



‘Gift of freedom’

This is the price and the promise of citizenship.

This is the source of our confidence - the knowledge that God calls on us to shape an uncertain destiny.

This is the meaning of our liberty and our creed - why men and women and children of every race and every faith can join in celebration across this magnificent mall, and why a man whose father less than 60 years ago might not have been served at a local restaurant can now stand before you to take a most sacred oath.

So let us mark this day with remembrance, of who we are and how far we have travelled. In the year of America’s birth, in the coldest of months, a small band of patriots huddled by dying campfires on the shores of an icy river. The capital was abandoned. The enemy was advancing. The snow was stained with blood. At a moment when the outcome of our revolution was most in doubt, the father of our nation ordered these words be read to the people:

“Let it be told to the future world… that in the depth of winter, when nothing but hope and virtue could survive… that the city and the country, alarmed at one common danger, came forth to meet [it].”

America. In the face of our common dangers, in this winter of our hardship, let us remember these timeless words. With hope and virtue, let us brave once more the icy currents, and endure what storms may come. Let it be said by our children’s children that when we were tested we refused to let this journey end, that we did not turn back nor did we falter; and with eyes fixed on the horizon and God’s grace upon us, we carried forth that great gift of freedom and delivered it safely to future generations.

Thank you. God bless you. And God bless the United States of America.


terjemahan bahasa Indonesia yang benar adalah :


Saya sesama warga: Aku berdiri disini humbled oleh tugas sebelum kami, berterima kasih atas kepercayaan Anda telah, sadar bahwa korban ditanggung oleh nenek moyang kita. Saya berterima kasih kepada Presiden Bush untuk layanan kami bangsa, serta kedermawanan dan kerjasama yang telah menunjukkan seluruh transisi ini.

Empat puluh empat orang Amerika telah mengambil sumpah presiden. Kata-kata yang telah diucapkan selama meningkatnya arus kesejahteraan dan masih air perdamaian. Namun, sering sekali sumpah yang diambil di tengah-tengah mengumpulkan awan dan badai hebat. Pada saat ini, Amerika telah dibawa bukan hanya karena keahlian atau visi yang tinggi di kantor, tapi karena orang-orang yang Kami tetap setia kepada cita-cita kami forbearers, dan benar kami mendirikan dokumen.

Jadi sudah. Jadi, ini harus dengan generasi Amerika.

Bahwa kami berada di tengah-tengah krisis sekarang dipahami. Bangsa kita adalah perang, terhadap jaringan sampai jauh kekerasan dan kebencian. Perekonomian kita yang sangat lemah, akibat dari keserakahan dan ketidakbertanggungjawaban pada bagian dari beberapa, tapi kami juga kegagalan kolektif keras untuk membuat pilihan dan untuk mempersiapkan bangsa yang baru usia. Rumah-rumah yang telah hilang; Tawaran kandang; shuttered bisnis. Kami kesehatan terlalu mahal, sekolah kami tidak terlalu banyak, dan setiap hari membawa bukti-bukti lebih lanjut bahwa cara kita menggunakan energi dan memperkuat kami adversaries mengancam planet kita.

Ini adalah indikator krisis, sesuai data dan statistik. Kurang terukur namun tidak kurang mendalam adalah sapping dari keyakinan kami di seluruh lahan - yang gerutuan takut bahwa Amerika menolak adalah pasti terjadi, dan bahwa generasi-nya rendah harus pemandangan.

Hari ini saya katakan kepada Anda bahwa tantangan yang kita hadapi adalah nyata. Mereka serius dan mereka banyak. Mereka tidak akan dengan mudah terpenuhi atau dalam kurun waktu singkat. Tapi tahu ini, Amerika - mereka akan terpenuhi.

Pada hari ini, kami berkumpul karena kami telah memilih harapan atas ketakutan, kesatuan tujuan melalui konflik dan perpecahan.

Pada hari ini, kami datang untuk menyatakan akhir ke petty grievances dan janji-janji palsu, yang dipakai dan recriminations keluar dogmas, bahwa untuk jauh terlalu panjang telah kami tercekek politik.

Kami tetap muda bangsa, tetapi dalam kata-kata Alkitab, waktu telah datang untuk menyisihkan kanak-kanak itu. Waktu yang telah datang kepada kami bertahan semangat lagi, untuk memilih kami lebih baik sejarah, untuk meneruskan hadiah yang berharga, bahwa ide mulia, disampaikan dari generasi ke generasi: Allah-janji yang diberikan semua orang sama, semua bebas, dan segala pantas kesempatan untuk mengejar mereka ukuran penuh kebahagiaan.

Dalam reaffirming yang kebesaran bangsa kita, kita memahami bahwa kebesaran yang tidak pernah diberikan. Harus yang diperoleh. Perjalanan kita belum pernah salah satu pendek-luka atau menetap kurang. Belum path untuk suri-hati - untuk mereka yang lebih memilih bekerja selama liburan, atau hanya mencari kenikmatan dari kekayaan dan ketenaran. Sebaliknya, sudah risiko-takers, maka orang yang lalim, maka keputusan dari hal - beberapa dirayakan tetapi lebih sering mengaburkan laki-laki dan perempuan dalam kerja mereka, yang telah membawa kami yang panjang, kasar jalan menuju kemakmuran dan kebebasan.

Bagi kami, mereka dikemas mereka sedikit harta duniawi dan perjalanan di lautan dalam mencari kehidupan baru.

Bagi kami, mereka toiled dan menetap di sweatshops Barat; tertahan yang memukul dari cambuk dan ploughed hard bumi.

Bagi kami, mereka berjuang dan mati, di tempat-tempat seperti Concord dan Gettysburg; Normandy dan Khe Sahn.

Kali ini lagi dan laki-laki dan perempuan dan dikorbankan berjuang dan bekerja sampai tangan mereka adalah mentah supaya kita hidup kehidupan yang lebih baik. Mereka melihat Amerika sebagai besar dari jumlah setiap ambisi-ambisi kita, lebih besar daripada semua perbedaan lahir atau kekayaan atau fraksi.

Ini adalah perjalanan kami terus hari ini. Kami tetap yang paling makmur, negara kuat di dunia. Kami adalah pekerja tidak kurang produktif dibandingkan saat ini mulai krisis. Pikiran kita tidak kurang cipta, kami barang dan jasa yang diperlukan tidak kurang daripada mereka terakhir atau minggu terakhir bulan atau tahun. Kapasitas kami tetap undiminished. Tapi kami waktu berdiri pat, untuk melindungi kepentingan sempit dan meletakkan off langu keputusan - waktu itu benar-benar telah berlalu. Mulai hari ini, kita harus memilih diri atas, debu diri, dan memulai kembali karya remaking Amerika.

Untuk mana-mana kita melihat, ada pekerjaan yang harus dilakukan. Keadaan ekonomi panggilan untuk tindakan, berani dan cepat, dan kami akan bertindak - bukan hanya untuk menciptakan pekerjaan baru, tetapi untuk meletakkan dasar yang baru untuk pertumbuhan. Kami akan membangun jalan dan jembatan, listrik dan digital grids baris pakan yang kami perdagangan dan mengikat kami bersama. Kami akan mengembalikan ilmu ke tempat yang sebenarnya, dan menggunakan teknologi dari keajaiban untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan biaya yang lebih rendah. Kami akan baju zirah matahari dan angin dan tanah kami untuk bahan bakar mobil dan kami jalankan pabrik. Dan kami akan kami mentransformasi sekolah dan universitas untuk memenuhi permintaan baru usia. Semua ini yang dapat kita lakukan. Dan semua ini akan kita lakukan.

Sekarang, ada beberapa pertanyaan yang skala ambisi-ambisi kami - yang menunjukkan bahwa sistem kami tidak dapat mentolerir terlalu banyak rencana besar. Kenangan mereka yang singkat. Sebab mereka telah melupakan apa negara ini telah dilakukan; gratis apa laki-laki dan perempuan dapat mencapai imajinasi adalah ketika bergabung dengan tujuan untuk umum, dan perlunya keberanian.

Apa yang cynics gagal untuk memahami bahwa tanah yang telah berubah di bawah mereka - yang basi politik argumen yang telah dikonsumsi begitu lama kita untuk tidak lagi berlaku. Pertanyaan kita hari ini adalah menanyakan apakah pemerintah tidak terlalu besar atau terlalu kecil, tapi apakah karya - baik membantu keluarga mencari pekerjaan di upah yang layak, perawatan mereka mampu, yang pensiun yang bermartabat. Tempat terbaik adalah ya, kami berniat untuk maju. Where the answer is no, program akan berakhir. Dan orang-orang dari kita yang mengatur masyarakat dolar akan diadakan untuk account - untuk menghabiskan bijak, reformasi kebiasaan buruk, dan melakukan bisnis kami dalam terang hari - hanya karena kita kemudian dapat mengembalikan kepercayaan penting antara masyarakat dan pemerintah.

Dan tidak pula pertanyaan apakah kita adalah pasar yang bagus untuk memaksa atau sakit. Kuasanya untuk menghasilkan kekayaan dan memperluas kebebasan yang tiada bandingan, tapi krisis ini telah mengingatkan kita bahwa tanpa mata waspada, pasar dapat memperlamakan kontrol - dan sebuah bangsa yang tidak beruntung bisa lama ketika nikmat hanya makmur. Keberhasilan perekonomian kita selalu tidak hanya bergantung pada ukuran dari Produk Domestik Bruto, tetapi pada kami mencapai kesejahteraan; pada kemampuan kami untuk memperluas kesempatan untuk setiap rela hati - bukan dari kasih, tetapi karena ia adalah surest rute kami umum.

Adapun umum pertahanan kami, kami menolak sebagai pilihan palsu di antara kita dan keselamatan kita cita-cita. Founding Fathers kita, dihadapi dengan Perils kita hampir tidak dapat membayangkan, piagam yang dirancang untuk menjamin supremasi hukum dan hak-hak manusia, yang diperluas oleh piagam darah generasi. Cita-cita mereka masih terang dunia, dan kami tidak akan memberikan mereka demi untuk kemanfaatan. Dan seterusnya ke seluruh masyarakat dan pemerintah lainnya yang menonton hari ini, dari grandest modal ke desa kecil di mana ayah saya lahir: tahu bahwa Amerika adalah teman dari setiap bangsa dan setiap manusia, perempuan dan anak yang mencari masa depan yang damai dan martabat, dan kami siap untuk memimpin sekali lagi.

Recall yang dihadapi generasi sebelumnya bawah fasisme dan komunisme bukan hanya dengan missiles dan tangki, namun dengan aliansi kuat dan bertahan convictions. Mereka memahami bahwa kekuatan kita sendiri tidak dapat melindungi kita, maupun tidak memberikan kita untuk melakukan seperti yang kita harap. Sebaliknya, mereka tahu bahwa kami tumbuh melalui kuasa bijaksana digunakan, kami keamanan emanates dari kebenaran yang menyebabkan kita, kekuatan kita contoh, percampuran kualitas dan pengendalian diri.

Kami adalah warisan keepers ini. Dipandu oleh prinsip-prinsip ini sekali lagi, kami dapat memenuhi permintaan baru ancaman yang lebih besar tenaga - bahkan lebih besar dan pemahaman kerjasama antara bangsa. Kami akan mulai meninggalkan Irak bertanggung jawab untuk orang-nya, dan hard-meniru yang damai di Afghanistan. Dengan teman-teman lama dan mantan foes, kami akan bekerja tirelessly untuk mengurangi ancaman nuklir, dan gulung ulang hantu dari pemanasan bumi. Kami tidak akan meminta maaf untuk cara hidup kami, kami tidak akan ragu-ragu dalam pertahanan, dan bagi mereka yang ingin maju mereka bertujuan oleh inducing teror dan memotong innocents, kami katakan kepada anda bahwa sekarang kita adalah roh yang lebih kuat dan tidak dapat dibatalkan; Anda tidak dapat hidup lebih lama dr kami, dan kami akan mengalahkan Anda.

Sebab kita tahu bahwa kita campur aduk warisan adalah kekuatan, bukan kelemahan. Kami adalah bangsa Muslim dan Kristen, Hindu dan Yahudi - dan non-orang yang beriman. Kita berbentuk oleh setiap bahasa dan budaya, yang diambil dari setiap akhir ini Bumi, dan karena kita telah merasai pahit yang membilas dari perang saudara dan pemisahan, dan muncul dari gelap bab yang lebih kuat dan bersatu, kami tidak dapat membantu tetapi percaya bahwa lama someday hatreds akan lulus; bahwa baris suku akan segera menghilang; sebagai dunia yang tumbuh lebih kecil, kami akan mengungkapkan kemanusiaan umum itu sendiri, dan bahwa Amerika harus memainkan perannya dalam ushering di era baru perdamaian.

Ke dunia Muslim, kita mencari cara baru ke depan, berdasarkan kepentingan bersama dan saling menghormati. Pemimpin orang-orang di seluruh dunia yang berusaha untuk menanamkan konflik, atau menyalahkan mereka kesulitan masyarakat di Barat - orang tahu bahwa Anda akan menghakimi Anda pada apa yang Anda dapat membangun, Anda tidak memusnahkan. Untuk orang-orang yang berpegang teguh kepada kuasa melalui korupsi dan kebohongan dan silencing dari perbedaan pendapat, bahwa Anda sedang berada di salah sisi sejarah, tetapi kita akan memperpanjang tangan jika Anda bersedia unclench Anda fist.

Kepada masyarakat miskin bangsa, kami berjanji untuk bekerja bersama Anda untuk membuat Anda peternakan berkembang dan membiarkan aliran air bersih, untuk memupuk starved badan dan pakan lapar pikiran. Bangsa dan orang-orang seperti kita yang menikmati relatif banyak, kita katakan, kita tidak bisa lagi mampu untuk kelalaian kami menderita di luar batas-batas, dan tidak dapat kita mengkonsumsi sumber daya dunia tanpa mempedulikan efek. Bagi dunia berubah, dan kita harus berubah dengannya.

Seperti yang kita mempertimbangkan jalan yang unfolds sebelum kami, kami ingat bersyukur dengan rendah hati mereka yang berani Amerika, pada hari ini, patroli jauh jauh gunung dan pasir. Mereka perlu untuk memberitahu kami hari ini, hanya sebagai pahlawan yang gugur berbaring di Arlington berbisik melalui usia. Kami menghormati mereka bukan hanya karena mereka adalah wali kami kebebasan, tetapi karena mereka mewujudkan semangat layanan; yang berarti keinginan untuk menemukan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Namun, saat ini - waktu yang akan menentukan generasi - tepatnya ini adalah roh yang mendiami harus kita semua.

Untuk sebanyak pemerintah dapat dilakukan dan harus dilakukan, ia akhirnya iman dan penetapan atas orang Amerika yang bergantung bangsa ini. Adalah baik untuk mengambil dalam asing ketika levees istirahat, yang selflessness para pekerja yang bukan dipotong dari jam mereka melihat teman kehilangan pekerjaan yang kita melihat melalui kami gelap jam. Ia adalah api-fighter dari keberanian untuk badai tangga yang penuh dengan asap, tapi juga dari orang tua untuk mendidik anak, yang akhirnya memutuskan nasib kami.

Kami mungkin akan tantangan baru. Instrumen yang kita bertemu dengan mereka yang mungkin baru. Dan orang-orang yang kami nilai atas keberhasilan tergantung - kerja keras dan kejujuran, dan keberanian bermain adil, toleransi dan rasa ingin tahu, kesetiaan dan patriotisme - hal-hal ini sudah tua. Hal-hal ini adalah benar. Mereka telah menjadi tenang karena kemajuan kami sepanjang sejarah. Apa yang diminta kemudian adalah kembali kepada kebenaran. Apa yang diperlukan kita sekarang adalah sebuah era baru tanggung jawab - sebuah pengakuan, pada setiap bagian dari Amerika, bahwa kita mempunyai kewajiban untuk diri kita, bangsa kita, dan dunia, tugas-tugas yang kami tidak dgn enggan menerima tetapi senang hati merampas, firma dalam pengetahuan yang ada sehingga tidak ada yang memuaskan untuk roh, maka kita mendefinisikan karakter, selain memberikan kita semua untuk tugas yang sulit.

Ini adalah harga dan janji kewarganegaraan.

Ini adalah sumber keyakinan kami - pengetahuan bahwa Allah memanggil kami untuk membentuk sebuah takdir pasti.

Ini adalah maksud kami kebebasan dan kepercayaan kami - mengapa laki-laki dan perempuan dan anak-anak dari setiap perlombaan dan setiap iman dapat bergabung dalam perayaan ini di mal megah, dan mengapa seorang ayah yang kurang dari enam puluh tahun lalu mungkin belum pernah menjabat di restoran lokal sekarang dapat berdiri di hadapan Anda untuk mengambil sumpah paling suci.

Jadi mari kita tandai hari ini dengan mengingat, siapa kami dan bagaimana kami telah melakukan perjalanan jauh. Pada tahun kelahiran Amerika, pada bulan yang coldest, sebuah band kecil dari patriots huddled oleh campfires mati di pantai sungai yang dingin. Modal yang telah ditinggalkan. Musuh telah advancing. Salju telah dikotori dengan darah. Pada saat ketika hasil revolusi yang paling kami ragu, ayah dari bangsa memerintahkan kami akan membaca kata-kata ini kepada orang: “Biarlah ia diberitahu untuk masa depan dunia … bahwa pada kedalaman musim dingin, tetapi bila tidak ada harapan dan kebaikan dapat bertahan … bahwa kota dan negara, di satu alarmed bahaya, datang ke luar untuk memenuhi [it]. “

Amerika. Di muka umum kami bahaya, di musim dingin ini kami kesulitan, mari kita ingat kata-kata ini habis-habisan. Dengan harapan dan kebaikan, marilah kita berani sekali lagi dengan arus dingin, dan bertahan apa badai Mei datang. Mari dikatakan oleh anak-anak kita dari anak-anak kami yang diuji ketika kita menolak untuk membiarkan perjalanan akhir ini, bahwa kami tidak kembali kami tidak terputus-putus, dan dengan mata tetap pada cakrawala dan rahmat Allah kepada kami, kami dibawa ke luar yang besar karunia kebebasan itu aman dan dikirimkan ke generasi.

tERIMA kASIH, TUHAN BERKATI KAMU, DAN TUHAN BERKATI AMERIKA SERIKAT

Senin, 19 Januari 2009

Info Natural dan Kesehatan


Manfaat Pisang
Waw, judul yang begitu bagus, walaupun agak ndeso sedikit. Pasti semuanya mengerti dan paham kalau berbicara tentang pisang. Sst, tapi jangan dulu mikir yang aneh-aneh, karena pisang yang di tulisan init uh, maknanya beda dengan yang ada di pikiran “yang aneh” but thinking best adja, ok.
Berbicara tentang pisang, pasti berkaitan dengan cakupan gizi. Tapi berbicara mengenai gizi tak mungkin selamanya ada pisangnya. Kata orang sih, pisang itu banyak gizinya, apalagi kalau pisang “ambon” hehe menang gedenya adja. Oh ya lanjut aja deh. Pisang mempu dengan mudah diserap tubuh dan mengembalikan energi puncak mereka.
Secara umum, kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg, Vitamin C 3 mg dan air 72 gram.
Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri dari mineral, vitamin, karbohidrat, serat, protein, lemak, dan lain-lain, sehingga apabila orang hanya mengonsumsi buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal
gizinya.
Oleh karena itu, Pilihlah pisang yang sudah matang, yang kulitnya hijau kekuning-kuningan dengan bercak coklat atau kuning, sebab ini akan mudah dicerna, dan gula buah diubah menjadi glukosa alami secara cepat diabsorbsi ke dalam peredaran darah, pisang yang mentah akan sulit dicerna.

Berbagai Manfaat Pisang

Sumber Kekuatan Tenaga
Buah pisang dengan mudah dapat dicerna, gula yang terdapat di buah tersebut diubah menjadi sumber tenaga yang bagus secara cepat, dan itu bagus dalam pembentukan tubuh, untuk kerja otot, dan sangat bagus untuk menghilangkan rasa lelah.

Manfaat untuk Ibu Hamil
Pisang juga disarankan untuk dikonsumsi para wanita hamil karena mengandung asam folat, yang mudah diserap janin melalui rahim. Namun, jangan terlalu berlebihan, sebab satu buah pisang mengandung sekitar 85-100 kalori.

Manfaat bagi Penderita Anemia
Dua buah pisang yang dimakan oleh pasien anemia setiap hari sudah cukup, karena mengandung Fe (zat besi) tinggi.

Manfaat bagi Penyakit Usus dan Perut
Pisang yang dicampur susu cair (atau dimasukkan dalam segelas susu cair)dapat dihidangkan sebagai obat dalam kasus penyakit usus. Juga dapat direkomendasikan untuk pasien sakit perut dan cholik untuk menetralkan keasaman lambung.

Sebuah pisang dihidangkan sebagai pertahanan terhadap inflamasi karena Vitamin C dapat secara cepat diproses. Ia mentransformasikan bacillus berbahaya menjadi bacillus yang bersahabat. Dengan demikian, keduanya akan tertolong.

Pure pisang ataupun krim pisang (seperti untuk makanan bayi), dapat dikonsumsi oleh pasien yang menderita diare.

Manfaat bagi Penderita Lever
Penderita penyakit lever bagus mengonsumsi pisang dua buah ditambah satu sendok madu, akan menambah nafsu makan dan membuat kuat.

Manfaat bagi Luka Bakar
Daun pisang dapat digunakan untuk pengobatan kulit yang terbakar dengan cara dioles, campuran abu daun pisang ditambah minyak kelapa mempunyai pengaruh mendinginkan kulit.

Manfaat bagi Diabetes
Pada masyarakat Gorontalo (Sulawesi Utara), jenis pisang goroho yakni pisang khas daerah setempat, merupakan makanan tambahan/pokok bagi orang yang menderita penyakit gula/diabetes melitus, terutama buah pisang goroho yang belum matang, kemudian dikukus dan dicampur kelapa parut muda.

Pisang dan Kecantikan
Bubur pisang dicampur dengan sedikit susu dan madu, dioleskan pada wajah setiap hari secara teratur selama 30-40 menit. Basuh dengan air hangat kemudian bilas dengan air dingin atau es, diulang selama 15 hari, akan menghasilkan pengaruh yang menakjubkan pada kulit.

Pisang untuk Mengatur Bobot Badan
Pisang juga mempunyai peranan dalam penurunan berat badan seperti juga untuk menaikkan berat badan. Telah terbukti seseorang kehilangan berat badan dengan berdiet 4 (empat) buah pisang dan 4 (empat) gelas susu non fat atau susu cair per hari sedikitnya 3 hari dalam seminggu, jumlah kalori hanya 1250 dan menu tersebut cukup menyehatkan.

Selain itu, diet tersebut membuat kulit wajah tidak berminyak dan bersih. Pada sisi yang lain, mengonsumsi satu gelas banana milk-shake dicampur madu, buah-buahan, kacang, dan mangga sesudah makan, akan menaikkan berat badan.

Khasiat Lainnya
Dalam "Medicinal Uses of Bananas" (www.banana.com, 2002) menyebutkan, bahwa pisang mempunyai manfaat dalam penyembuhan anemia, menurunkan tekanan darah, tenaga untuk berpikir, kaya serat untuk membantu diet, kulit pisang dapat digunakan sebagai cream anti nyamuk, membantu sistem syaraf, dapat membantu perokok untuk menghilangkan pengaruh nikotin, stres, mencegah stroke, mengontrol temperatur badan terutama bagi ibu hamil, menetralkan keasaman lambung, dan sebagainya.

Tanaman pisang secara genetis dapat menghasilkan vaksin yang murah dan sebagai alternatif untuk pertahanan anak dari serangan penyakit. Para peneliti sedang mencoba dari pisang untuk memproduksi antigen untuk coating Virus Hepatitis B. Apabila vaksin Hepatitis B tersebut berhasil akan menjadi sangat murah.

Peneliti lain mengembangkan pisang yang dapat membantu dalam melawan penyakit campak/cacar air, penyakit kuning, polio, dan dipteri. Saat ini, peneliti telah mencoba pada relawan, di mana diperlihatkan 10 persen tekanan darah turun dengan mengonsumsi dua buah pisang setiap hari.(iis)
Sumber: PdPersi

Syarat Tumbuh


Dengan pertumbuhannya yang sangat cepat dan terus-menerus, yang akan mengakibatkan hasil yang tinggi, pisang memerlukan tempat tumbuh di iklim tropik yang hangat dan lembap. Walaupun begitu, pisang ini sangat menarik sehingga orang menanamnya juga persis di batas daerah ekologiny4, yang di tempat itu kecepatan tumbuh rata-ratanya hanya dapat mendukung hasil yang minim saja. Suhu merupakan faktor utama untuk pertumbuhan. Di sentra-sentra produksi utamanya suhu udara tidak pernah turun sampai di bawah 15° C dengan jangka - waktu yang cukup lama; suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah sekitar 27° C, dan suhu maksimumnya 38° C. Di dataran tinggi daerah ekuator, pisang tak dapat tumbuh pada ketinggian di atas 1600 m dpl. Kebutuhan akan penyinaran belum dipahami benar. Kebanyakan pisang tumbuh baik di lahan terbuka, tetapi kelebihan penyinaran akan menyebabkan terbakar-matahati (sunburn). Dalarn keadaan cuaca berawan atau di bawah naungan ringan, daur pertumbuhannya sedikit panjang dan tandannya lebih kecil. Pisang sangat sensitif terhadap angin kencang, yang akan merobek-robek daunnya, menyebabkan distorsi tajuk dan dapat merobohkan pohonnya. - Diperlukan pasokan air yang ajek; untuk pertumbuhan optimalnya curah hujan hendaknya 200-220 mm, dan kelembapan tanahnya jangan kurang dari 60-70% dari kapasitas lapangan, jadi sebagian besar lahan memerlukan pengairan tambahan. Tanah yang paling baik untuk pertumbuhan pisang adalah tanah liat yang dalam dan gembur, yang memiliki pengeringan dan aerasi yang baik. Kesuburan yang tinggi akan sangat menguntungkan dan kandungan bahan organiknya. hendaknya 3% atau lebih. Tanaman pisang toleran terhadap pH 4,5-7,5.

Pedoman Budidaya

Pisang umumnya diperbanyak dengan anakan. Anakan yang berdaun pedang-lah yang lebih disenangi petani, sebab pohon pisang yang berasal dari anakan demikian akan menghasilkan tandan yang lebih besar pada panen pertamanya (tanaman induk). Bonggol atau potongan bonggol juga digunakan sebagai bahan perbanyakan. Bonggol ini biasanya dibelah dua dan direndam dalam air panas (52° C) atau dalam larutan pestisida untuk membunuh nematoda dan penggerek penggerek sebelum ditanamkan. Kini telah dikembangkan kultur jaringan untuk perbanyakan secara cepat, melalui ujung pucuk yang bebas-penyakit. Cara ini telah dilaksanakan dalam skala komersial, tetapi adanya mutasi yang tidak dikehendaki menimbulkan kekhawatiran. Penanaman pada umumnya dilakukan pada awal musim hujan. Bahan perbanyakan biasanya ditanamkan sedalam 30 cm. Pisang dapat dijadikan tanaman utama atau tanaman pencampur pada sistem tumpang sari. Pisang biasanya ditanam sebagai tanaman perawat (nurse drop) untuk tanaman muda coklat, kopi, lada, dan sebagainya. Juga dapat digunakan sebagai tanaman sela pada perkebunan karet atau kelapa sawit yang baru dibangun, atau ditanam di bawah pohon-pohon kelapa yang telah dewasa. Jika ditanam sebagai tanaman utama, pisang biasanya ditumpangsarikan dengan tanaman semusim.

Pemeliharaan


Penyiangan berulang-uiang diperlukan sampai pahon-pohon pisang dapat menaungi dan menekan gulma. Gulma diberantas dengan cara-cara mekanik (dibabat, dibajak, - dan sebagainya) atau dengan tangan: Herbisida pratumbuh cukup efektif, dan jika tanaman telah mencapai tinggi 1,5 m atau lebih, dapat digunakan herbisida kontak. Pisang memerlukan sejumlah besar hara. Di pekarangan pemakaian pupuk kandang dan kompos dianjurkan, yang dikombinasikan dengan 0,25 kg urea dan kalium nitrat (muriate of potash) setiap tiga bulan untuk masing-masing rumpun. Pengairan diperlukan di areal yang memiliki musim kemarau panjang, tetapi juga jika curah hujannya kurang dari 200-220 mm bulan. Air dapat dialirkan melalui parit atau disemprotkan; kini pengairan-tetesan (drip irrigation) telah banyak diterima. Selama putaran pemangkasan ringan, daun-daun yang layu dipotong agar diperoleh mulsa dan untuk menghindari sumber infeksi melalui penyakit-penyakit daun. DI perkebunan skala komersial beberapa tindakan lain dilakukan untuk rnempertahankan produktivitas yang tinggi dan untuk menjamin buah berkualitas baik untuk pasatan (ekspor). Tindakan-tindakan itu mencakup pembuangan anakan, pembuangan tunggui-tunggul, pemotongan jantung pisang, dan pengurangan tandan buah. Setiap 6-12 minggu tanaman pisang dibuangi anakannya, hanya ditinggalkan satu tanaman induk (yang sedang berbuah), satu batang anakan (yang tertua), dan dalam hal tanaman-sirung (ratoons), satu tanaman cucu. Pada kepadatan yang rendah, setiap rumpun dapat berisi 2 batang induk berikut 2 anakannya. Jadi, untuk menghindari berjejalnya batang, dan untuk mengatur panen yang berurutan dalam setiap rumpun, satu anakan disisakan pada satu pohon induk setiap 6-10 bulan (atau lebih untuk daerah beriklun sejuk) untuk menghasilkan tandan berikutnya. Hanya anakan yang sehat dan tertancap dalam yang boleh disisakan. Penyangga atau tali dapat memberikan dukungan tambahan bagi tanaman yang berisi tandan buah; topangan ini akan menghindarkan tanarnan dari patahnya batang karena keberatan oleh tandan. Jantung pisang hendaknya segera dibuang setelah 2 sisir terakhir dari tandan itu muncul. Pada waktu yang bersamaan, satu atau dua sisir terakhir mungkin perlu dibuang untuk meningkatkan panjangnya masing-masing buah pisang yang tersisa, dan tandan itu mungkin perlu dikarungi. Karung itu dapat berupa kantung plastik yang telah diberi insektisida, maksudnya untuk menghindari kerusakan oleh serangga, burung, debu, dan sebagainya, dan untuk menaikkan suhu tandan, memajukan pertumbuhan buah, terutama untuk daerah beriklim dingin.

Hama dan Penyakit


Sigatoka kuning atau bercak daun merupakan salah satu penyakit yang paling berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh Mycosphaerella musicola (tahap konidiumnya disebut Cercospora musae) yang endemik untuk Asia Tenggara, dan hanya dijumpai pada pisang. Bercak daun ini menyebabkan kematian dini sejumlah besar daun pisang, menyebabkan tandan buah mengecil dengan sedikit sisiran, dan individu buah pisang yang kurang penuh. Penyakit layu Fusarium atau penyakit Panama disebabkan , oleh Fusarium oxysporum f. cubense. Penyakit ini berupa jamur tanah yang meriyerang akar kultivar-kultivar pisang yang rentan, dan menyumbat sistem pembuluh, sehingga tanaman akan layu. Satu-satunya cara pemberantasan ialah penghancuran fisik atau kimiawi (herbisida) pada tanaman yang terserang dan tetangga-tetangganya; lahan hendaknya dikosongkan dan dipagari, serta dikucilkan dari penanaman dan aliran pengairan. Penyakit layu bakteri atau penyakit Moko disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum, dan dapat membunuh pohon pisang yang tersexang hanya dalam jangka waktu satu-dua minggu. Bakteri ini dapat ditularkan secara mekanik, tetapi biovar 1-SFS adalah galur yang ditularkan oleh serangga, dan dianggap sebagai galur yang paling berbahaya. Pemberantasannya mencakup desinfeksi semua peralatan yang digunakan dalam berbagai pengolahan pertanian dan penghancuran tanaman yang terserang, beserta tetangga-tetangganya. Fumigasi dan pengkarantinaan lahan yang terserang sangat dianjurkan. Penyakit ini umum,di belahan bumi barat; di Asia Tenggara hanya ada di Filipina (Mindanao). Penyakit-penyakit virus mencakup penyakit pucuk menjurai (bunchy top), mosaik, dan mosaik braktea. Penyakit pucuk menjurai dan penyakit mosaik ditularkan oleh afid [afid pisang, (Pentalonia nigronervosa), menyebabkan pucuk pisang menjurai; afid jagung (Rhopalosiphum maidis), dan afid kapas (Aphis gossypii), kesemuanya itu adalah vektor-vektor untuk penyakit mosaik]. Pernberantasan penyakit-penyakit ini mencakup tindakan karantina, pemeriksaan secara teratur dan penghancuran tanaman yang terserang, penggunaan bahan perbanyakan yang. bebas virus, pembuangan inang alternatifnya, dan pemberantasan vektor-vektornya. Serangga hama yang paling berbahaya adalah kumbang penggerek pisang (Cosmopolitis sordidus). Hama ini berasal dari Asia Tenggara, tetapi telah tersebar ke semua areal penanaman pisang. Yang paling merusak adalah Iarvanya: larva-larva itu menggerek bonggol dan menjadi pupa di lorong-lorong yang dibuatnya. Sebagian besar jaringan bonggol akan rusak, akibatnya akan menurunkan kemampuan pengambilan air dan hara, juga kemampuan tertancapnya tanaman. Serangga dewasanya meletakkan telur pada jaringan-jaringan bonggol atau di sekitarnya. Langkah pemberantasannya mencakup pencacahan bonggol dan batang semu agar pembusukan berlangsung lebih cepat, menjerat dan menangkap serangga-serangga dewasa, menggunakan bahan perbanyakan yang tidak terserang, merusak tempat berlindung dan tempat makan serangga dewasa dengan cara menjaga kebersihan lahan di sekitar tanaman, dan menggunakan insektisida. Dua macam 'thrips' menyerang tanaman pisang. 'Thrips' bunga, "thrips florum, berukuran kecil, dapat memasuki buah yang sedang berkembang ketika brakteanya masih ada. Serangga ini bertelur di situ dan memakan buah-buah yang muda, menyebabkan buah berkulit kasar dan kadang-kadang menjadi pecah-pecah. 'Thrips' merah karat (Chaetanaphothrips signipennis) memakan bagian-bagian tempat perlekatan buah pisang pada tandannya, menimbulkan warna kemerah-merahan. Pemberantasan hama ini dilakukan dengan insektisida atau pembungkusan tandan; membantu koloni semut berada di sekitar tempat itu juga dapat bermanfaat. Nematoda-pelubang (Radopholus similis) adalah jenis nematoda yang paling merusak. Bercak-bercak atau bintik bintik hitam pada akar menunjukkan adanya serangan yang kemudian diikuti oleh infeksi jamur. Tanaman yang terserang hebat hanya tinggal berupa batang berakar busuk, yang mudah roboh jika telah terbentuk tandan buah. Langkah-langkah pemberantasannya mencakup pembuangan tanaman yang terserang,

Panen dan Pasca Panen

Panen Buah pisang dipanen ketika masih mentah. Tingkat kematangan diperkirakan dari adanya siku-siku pada individu buah; buah yang penampang melintangnya lebih bulat berarti lebih matang. Sewaktu berat buah meningkat dengan cepat sejalan dengan menghilangnya siku-siku pada buah, buah pisang juga menjadi lebih rentan terhadap kerusakan selama pengangkutan, dan buah itu tidak dapat bertahan lama, karenanya harus dipetik lebih awal. Untuk memanen pisang diperlukan 2 orang, si pemanen dan si pengumpul. Si pengumpul menyandang bantalan bahu untuk menahan jatuhnya tandan setelah si pemanen menusuk batang pisang dengan parang, sehingga bagian atas pohon beserta tandannya merunduk. Diperlukan satu galah bambu untuk menopang tandan sampai menyentuh bantalan di bahu: Setelah tandan itu merendah dengan cara begitu, si pemanen memotong gagang tandan dengan menyisakan sebagian gagang yang masih berada pada tandan, yang digunakan sebagai pegangan. Tandan-tandan itu kemudian diangkut dengan hati-hati ke ruangan pengepakan melalui sistem kabel atau dengan gerobak yang ditarik oleh traktor. Penanganan pasca panen Tandan yang telah dipanen kemudian dipotong menurut sisiran, dan bekas-bekas bunga pada sisiran itu dibuangi, sisiran dicuci, disortir, dan dipak dalarn kotak-kotak karton. Sebagai tambahan, buah pisang itu diperlakukan dengan fungisida untuk menghindari busuknya sisiran buah itu. Daya simpan pisang mentah berkisar antara 21-30 hari pada suhu 13-15° C. Kalsium karbida (CaC2) atau larutan etefon dapat digunakan untuk mematangkan buah tua-mentah. Pada perlakuan kalsium karbida, buah pisang dikenai bahan ini selama 24-36 jam dalam sebuah wadah tertutup, sedangkan pada perlakuan etefon, pencelupan selama 5 menit sudah cukup efektif. Pada pengusahaan secara komersial besar-besaran digunakan gas etilena. Pisang diperlakukan selama 24 jam dalam kamar tertutup yang berisi etilena dan suhunya dipertahankan 14-18° C. Setiap 24 jam sekali kamar dibuka untuk ventilasi sampai buah-buah pisang itu mencapai warna yang disenangi konsumen.